Waspadai Syirik yang Terasa Asyik #1

Satu Peraturan Terpenting di Dunia

Hidup di dunia ini sebenarnya tidak ribet, cukup pegang satu aturan yang pasti membawa keselamatan! Ibaratnya main bola, aturannya adalah menyarangkan bola ke gawang sebanyak-banyaknya. Walaupun banyak peraturan turunan lainnya, seperti: tidak boleh handball, offside, dan lain-lain, tapi intinya untuk menjadi pemenang yaa harus cetak gol lebih banyak dari lawan!

Sama dengan hidup, ada aturan pokok yang menjadi inti "permainan" di dunia. Bahkan, aturan ini merupakan misi yang dibawa oleh setiap Rasul di berbagai zaman dan tempat. Sobat pasti tahu dong bahwa setiap rasul yang Allah utus membawa satu misi yang sama, yaitu: Meng-esa-kan Allah!
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian!” (Al-Anbiya: 25)  
Oleh sebab itu, perbuatan syirik (menduakan Allah) menjadi perbuatan paling keji di dunia dan tak terampuni, karena telah menyalahi peraturan terpenting ini.
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya…” (QS. An Nisa’ : 116)

Karena Allah Pencemburu
Sobat, pernahkah mempertanyakan mengapa dosa paling besar yang tak terampuni adalah dosa syirik? Penasaran? Yap, jawabannya adalah karena Allah pencemburu!
Tidak ada yang lebih pencemburu daripada Allah ‘azza wa jalla.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Haa? Cemburu? Maksudnya?
Maksudnya adalah... Allah tidak bersedia diri-Nya diduakan oleh apapun juga! Ia tidak suka ada ciptaan-Nya yang dipuji-puji seperti memuji-Nya, dipatuhi seperti mematuhi-Nya, dan dicintai lebih daripada mencintai-Nya. Oleh sebab itu, Allah mengampuni semua dosa kecuali menyekutukan-Nya dengan makhlukalias syirik!
Biar lebih tergambar betapa “kurang ajar”nya perbuatan syirik itu, berikut simulasinya:
Coba bayangkan diri kita adalah seorang dermawan yang menyantuni anak gelandangan, kita beri dia makan, pakaian, tempat tinggal, kita ajari dia berbagai ilmu, kita bayari pendidikannya, kita obati ketika ia sakit, kita kasih apa yang ia minta pada kita, kita perlakukan ia lemah lembut walaupun ia sering berbuat nakal.
Eeh... gak taunya begitu dewasa, dia malah menyanjung-nyanjung tetangga kita yang padahal tidak memberi apapun kepadanya. Bahkan lebih dari itu, si anak gelandangan ini menyatakan tidak bisa hidup tanpa tetangga tersebut, dan dia lebih patuh dan takut pada si tetangga ketimbang patuh pada kita. Menurut Sobat, anak gelandangan ini gila atau bagaimana? Gak tau diri banget kan?
Yaa, itulah gambaran sederhana mengenai syirik” yang dilakukan oleh orang gak tau diri (jangan-jangan kita termasuk). Simulasi dalam kehidupan nyatanya seperti berikut:
Allah yang memberikan kita rezeki, yang menyembuhkan ketika kita sakit, yang membuat jantung kita berdetak tanpa perlu kita perintah, yang membuat kita bernafas meskipun tanpa kita sadari, yang membuat malam dan siang berganti agar kita dapat bekerja dan beristirahat dengan baik, yang menciptakan daratan-lautan, berbagai hewan dan tumbuhan, semuanya ditundukan untuk kita. Eeh... kita malah menyekutukan-Nya dengan yang lain. Dengan cara:

1.  Ketimbang shalat tepat waktu, kita lebih memilih menyelesaikan tugas kantor lebih dulu
, atau rapat organisasi, atau nonton sinetron.
2.   Daripada shalat lima kali sehari dengan khusyu, kita lebih sabar menelepon doski lima belas kali sehari semalam.
3.   Daripada memuji dan mengingati-Nya dengan dzikir, kita lebih senang memuji atasan dan mengingat wajah doski tersayang.
Parahnya, semua itu kita lakukan tanpa menyadari bahwa kita sedang melakukan dosa terbesar! Sebab itu, wajarlah jika Allah murka pada siapapun yang menduakan-Nya, bagaimana bisa Allah "disejajarkan" dengan makhluk, sedangkan tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya.
Sobat, pembahasan bianglala kali ini sangat berat, mengenai perbuatan syirik yang terasa asyik, padahal jejak kesyirikan lebih samar daripada jejak semut hitam di atas batu hitam di tengah malam kelam. Kita sulit melihat apakah sesuatu itu syirik atau tidak. Bahkan syirik sendiri memiliki tingkatan, mulai dari yang kecil sampai yang otomatis mengeluarkan kita dari Islam. Benar-benar pembahasan yang sulit, tapi Nida harap tulisan ini dapat menjadi pengingat untuk kita yang sering lupa.
Wahai umat manusia, takutlah kalian terhadap kesyirikan, karena syirik itu lebih samar dari (jejak) langkah semut.” (H.R. Ahmad)


Bahkan Nabi dan Rasul pun Dicemburui-Nya
a.   Kisah Nabi Ibrahim as.
Bukankah nabi Ibrahim diberi gelar Kekasih Allah? Allah cemburu padanya? Yang bener?
Nabi Ibrahim adalah seorang yang sangat mencintai Allah. Dikisahkan, ketika nabi Ibrahim as. sedang menggembala kambing, ada seseorang datang kepadanya dan menyebut nama ALLAH! Kemudian hati beliau bergetar dan berkata : "Siapa yang sebut nama Allah tadi? Sebutlah lagi, aku ingin mendengarkannya! Aku hadiahkan kau kambingku ini!"
Kemudian orang itu sekali lagi menyebut ALLAH dan nabi Ibrahim amat gembira lalu menghadiahkan kambingnya kepada orang itu .
Benarkah Allah cemburu pada nabi Ibrahim?
Ya. Saat itu Nabi Ibrahim teramat inginkan anak. Beliau banyak kali berdoa pada Allah supaya dikurniakan baginya seorang anak. Dan akhirnya, ketika beliau tua, Allah mengaruniai seorang anak, calon nabi pula! Beliau sungguh bahagia dan amat menyayangi anaknya, itulah Nabi Ismail as .
Dikarenakan Nabi Ibrahim telah begitu mengasihi anaknya sehingga terlebih sedikit….sedikit saja dari kasihnya pada Allah. Di point itulah Allah cemburu. Allah mau nabi Ibrahim mencintainya lebih dari yang lain. Oleh itu, Allah memerintahkan beliau untuk MENYEMBELIH anaknya itu. Coba bayangkan Sob, dalam keadaan seperti itu nabi Ibrahim, seorang kekasih Allah, sanggup menyembelih anaknya, demi untuk buktikan kecintaanya pada Allah lebih dari yang lain!
Allah Maha Adil dan Maha Penyayang, Allah kemudian menggantikan Nabi Ismail dengan seekor biri-biri. Subhanallah... begitu simbolik dan indahnya... pengorbanan dan pembuktian cinta pada-Nya. Apa kita bisa seperti itu?

b.   Kisah Nabi Yakub as.

Allah cemburu pada Nabi Ya'kub? Kapankah itu? Yap, ketika 10 orang abang Yusuf minta izin pada Nabi Ya'kub untuk membawa Yusuf jalan-jalan, nabi Yakub berpesan kepada mereka: "Kalian jagalah Yusuf baik-baik!" Disebabkan kata-katanya itu, Allah cemburu. Lalu Allah menyebabkan Nabi Ya'kub terpisah dengan Nabi Yusuf dalam jangka waktu yang sangat panjang .
Tapi setelah Nabi Yusuf menjadi bendahara Negeri Mesir, ketika Nabi Yusuf minta 10 orang abangnya membawa adik kecilnya, Bunyamin, maka 10 orang abangnya meminta izin Nabi Ya'kub agar mereka dapat membawa Bunyamin. Lalu Nabi Ya'kub berpesan kepada 10 orang anaknya: "Aku tinggalkan ALLAH bersamanya..."
Lihatlah, Allah ingin nabi Ya'kub merasakan bahwa hanya DIA yang dapat menjaga anaknya. Akhirnya Nabi Ya'kub paham kemudian mengubah pesannya dengan mengatakan: "Aku tinggalkan Allah bersamanya..." bukan lagi, “Jagalah adik kalian baik-baik!” Nabi Yakub ditegur-Nya agar memiliki keyakinan yang tidak terbelah, hanya memohon perlindungan dan penjagaan pada Allah Yang Agung. Sobat bisa merasakan betapa cemburunya Allah ketika kita berharap dan meminta perlindungan pada selain-Nya?

Sudah cukup dua kisah "teguran" bagi para Rasul di atas? Sebenarnya masih banyak kisah lainnya yang bisa membuka mata kita bahwa Allah begitu cemburu pada kekasih-Nya, sedikit saja membagi hati pada yang lain, atau secuil saja berharap pada makhluk, Allah segera menegur mereka. Tapi mudah-mudahan dua kisah di atas sudah bisa mewakili.

Lebih Baik Ditegur Daripada Dibiarkan
Begitulah hakikatnya cemburu, Sob! Tidak ingin dinomorduakan, tidak ingin diperlakukan sama dengan yang lain. Akan tetapi perlu diingat, biasanya cemburu hanya muncul jika kita mencintai orang tersebut. Jadi, orang-orang yang tidak mencintai Allah dan Allah pun tidak mencintai mereka, biasanya tidak mendapat "teguran" ketika melakukan syirik. Allah membiarkan mereka berkubang dalam kebodohannya.
Oleh sebab itu, kita perlu waspada... apakah Allah langsung menegur kita ketika kita melakukan "kesyirikan" (yang mungkin tidak kita maksudkan dan tidak kita sadari)? Jika ya, bersyukurlah karena Ia mengingatkan kita! Jika tidak, introspeksilah... dan perdekat hubungan dengan Allah, agar Ia tidak membiarkan kita terus-menerus dalam lembah syirik tanpa kita ketahui.

Share:

0 komentar