Normal tapi Autis

Orang yang menderita autis, wajar saja jika ia asyik dengan dunianya sendiri, dan tak peduli pada apa yang terjadi dengan orang di sekitarnya. Akan tetapi, kalau orang normal bertingkah sama dengan penderita autis, ini dia yang berbahaya. 
Rasulullah sangat mewanti-wanti kita untuk menjadi muslim yang peka, tidak asyik dengan dunia sendiri saja.
Bahkan utk hal yg tlihat sepele sekalipun,msl ketika kita jln bertiga,gak boleh looh bisik-bisik berdua saja.
Termasuk juga ketika kita memiliki makanan,jangan sampai "tetangga" kita mencium aroma harumnya saja tapi tidak kita bagikan makanannya.Kalau memang hanya cukup untuk makan sendiri, ya jangan sampai orang lain mengecap aromanya & ngiler sambil keroncongan.

Ini tanda banget bahwa kita gak boleh autis terhadap perasaan orang lain.

Sayangnya, saat ini autis sedang menjadi tren, Sob. Bahkan ada selebritis super kaya yg memiliki saudara kandung tuna wisma,menggelandang di jalanan.Gila bukan?!
Tidak hanya seleb yang mencontohkan sikap autis, pemerintah pun sering berlaku demikian. Misalnya, veteran pejuang 45 yang boro-boro mendapat perhatian, rumahnya saja digusur. Atau mantan atlet yang dulunya mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia, kemudian malah dibiarkan menjadi pedagang kaki lima, sementara orang-orang yang mengatasnamakan wakil rakyat masa bodo dengan nasib mereka. Tidak ada kepekaan, apalagi kepedulian terhadap nasib mantan "pahlawan".

Jangan sampai kita terjangkit autis dan cuek terhadap perasaan orang, karena maukah kita "dicuekin" sama Allah?
Semoga kita bisa menjadi manusia yang peka, peduli, serta perhatian pada sesama. Yakinlah, kalau kita bersikap demikian... Allah pun akan peka, peduli, dan perhatian pada kita.

Share:

0 komentar